Dermaga kecil di pesisir mendadak ramai ketika Hendra, penangkap rajungan yang dikenal kalem, pulang dengan senyum sulit disembunyikan. Ia menyebut sebuah momen di Sweet Bonanza sebagai pemantik sorak, membuat tetangga berhenti menjemur jaring dan menatap ke arahnya.
Kabar beredar cepat di antara perahu dan keranjang rajungan. Mereka yang mendengar cerita Hendra saling bertukar pandang, mencoba mengurut apa yang terjadi hingga muncul istilah wede 74 juta dari mulutnya.
Hendra menuturkan bahwa hari itu dimulai dengan rutinitas, berangkat subuh lalu kembali saat matahari condong. Di sela menimbang hasil tangkapan, ia menceritakan bagaimana peruntungan digital mendadak menyusup ke jam-jamnya.
Nada bicaranya tegas, memecah desir angin di permukaan air. Warga yang berkumpul mengangguk-angguk, sebagian tersenyum, sebagian lain menahan tanya.
Menurut pengakuannya, momen itu terjadi ketika simbol scatter di Sweet Bonanza muncul beruntun dan memicu rangkaian putaran bonus. Ia menggambarkan layar penuh warna yang bergerak cepat, diakhiri angka yang tertera besar.
Istilah wede 74 juta pun jadi penanda yang melekat pada cerita sore itu. Beberapa warga mencoba menghitung-hitung di kepala, sementara Hendra menghela napas panjang seolah masih memutar ulang adegan yang sama.
Hendra menambahkan bahwa detik-detik tersebut terasa singkat namun menegangkan. Ia menyebut tangan yang biasanya lihai mengikat tali keramba justru gemetar, bukan karena gelombang, melainkan karena angka yang terus bertambah.
Riuh sukacita memang terasa, namun obrolan di dermaga tak berhenti pada selebrasi. Ada yang mengingatkan agar Hendra tetap memprioritaskan pekerjaan utamanya dan mengatur hasil dengan cermat.
Hendra sendiri menyebut cerita ini sebagai pengalaman yang membuatnya berterima kasih sekaligus waspada. Ia paham bahwa dinamika permainan digital naik-turun, sehingga keputusan finansial harus tetap rasional.
Dalam percakapan yang berlanjut hingga senja, beberapa orang bertanya tentang game warna-warni itu karena penasaran pada istilah scatter yang disebut-sebut. Hendra hanya menegaskan ia tidak mengejar momen serupa setiap hari, dan kembali fokus pada keramba, tali, serta perangkap rajungan yang sudah menunggu.
Kisah Hendra menyalakan perbincangan baru di warung kopi, dari harga solar hingga urusan sinyal internet di pesisir. Judul permainan itu sempat kembali terdengar ketika orang-orang membahas tren hiburan digital di sela rutinitas.
Di rumah-rumah panggung, anak muda mendengar cerita dari orang tuanya, menautkannya dengan kabar gawai dan jaringan. Para ibu menimbang-nimbang kebutuhan dapur, sementara para bapak berbicara tentang cuaca esok dan rencana melaut.
Meski obrolan sering mengarah pada euforia, tokoh RT setempat menekankan pentingnya kehati-hatian. Ia mengapresiasi semangat Hendra yang memilih kembali menata hari-harinya di laut dan menjadikan cerita ini sebagai pengingat, bukan dorongan untuk gegabah.
Pada akhirnya, yang mengena dari peristiwa ini bukan semata angka, melainkan cara Hendra merespons sorotan mendadak. Sweet Bonanza tetap disebut-sebut, tetapi jangkar hidupnya ada pada rajungan dan pasang-surut pesisir.
Cerita ini merangkum kegembiraan, logika, dan kedewasaan mengambil sikap. Di tengah tepuk tangan tetangga, Hendra menutup hari dengan langkah tenang: menyiapkan es, memeriksa jaring, lalu bersiap menghadapi ombak esok.